Resensi Buku B. J. Habibie Si Jenius
IDENTITAS
BUKU
Judul :
B. J. Habibie Si Jenius
Pengarang : Jonar T.H. Situmorang, M.A.
Penerbit
: IRCiSoD
Kota
Terbit : Yogyakarta
Tahun
Terbit :2017
Halaman
: 200 halaman
Harga
: Rp. 53.000,00
Cetakan
: Pertama (2017)
KESAN
Buku
non-fiksi yang berjudul “B.J. Habibie Si Jenius,” adalah buku karya Jonar T.H.
Situmorang, M. A. Dimana buku ini sendiri merupakan biografi yang diangkat dari
kehidupan seorang mnatan presiden Republik Indonesia ketiga sekaligus orang
paling jenius di Indonesia dan menjadi orang pertama yang berhasil menciptakan
pesawat terbang serta mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Hal
ini membuat saya tertarik untuk membaca isi dari buku ini. Ditambah lagi, sosok
Habibie yang sudah tidak asing lagi bagi saya, membuat saya sedikit termotivasi
untuk menjadi seperti beliau yang mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi. Isi
buku ini menggunakan Bahasa yang mudah dimengerti sehingga saya tidak kesulitan
dalam membaca kata demi katanya. Ukuran huruf yang tidak terlalu besar namun juga
tidak terlalu kecil juga memudahkan saya untuk membacanya.
Di
dalam buku ini, menceritakan kehidupan Habibie sewaktu beliau masik
kecil,kehidupan keluarga besar Habibie yang selalu mengutamakan pendidikan,
Pendidikan Habibie mulai Sd hingga ia berkuliah di Jeerman, kesuksesan Habibie
dalam menciptakan pesawat terbang, jabatannya sebagai presiden, dan tak lupa
juga pengalaman cintanya dengan Ainun yang dapat menginspirasi sebagian besar
orang. Ditambah lagi perjalanan cinta keduanya yang diangkat menjadi sebuah
film, bukan hanya orang Indonesia saja yang terinspirasi, melainkan selluruh
penjuru negara, baik di benua Asia bahkan sampai benua Eropa sekalipun.
KELEMAHAN
BUKU
Tak
ada gading yang tak retak. Sama halnya dengan buku ini. Buku yang berjudul
“B.J.Habibie Si Jenius,” ini memppunyai beberapa kelemahan. Diantaranya ialah,
banyak ditemukannya hasil copy-paste
dari kutipan buku lain, yang membuat beberapa bagian isi buku tidak sinkron.
Hal ini dapat saya buktikan ketika penulis mencantumkan tanggal wafat ayah dari
Habibie, Alwi Abdul Jalil Habibie, di halaman 25 paragraf ketiga kalimat
pertama, dikatakan bahwa Alwi wafat pada tanggal 10 September 1950 di Makassar.
Sedangkan, pada halaman 30, sub bab ‘Meninggalnya Sang Ayah,’ penulis mengatakan
bahwa Alwi, ayah Habibie, meninggal pada tanggal 13 September 1950 di Makassar.
Dan beberapa hal lainnya.
Hal
ini tentunya membuat para pembaca, khususnya saya sendiri menjadi bingung
dengan hal yang memang menjadi kebenarannya.
Selain itu, kelemahan lain dari buku ini masih sama, yaitu ditemukannya
hasil copy-paste sehingga beberapa
kutipan yang di-copy terlihat berbeda
dengan kutipan lainnya.
Penggunaan
bahasa asing di dalam buku ini juga menjadi salah satu kelemahan. Bukan hanya
Bahasa Inggris, namun juga Bahasa lain. Misalnya, Bahasa Jerman, Bahasa
Gorontalo dan beberapa bahasa lainnya. Tentunya hal ini membuat para pembaca
mengalami kesulitan ketika membaca terlebih saat memaknai arti dari bahasa
asing tersebut.
KEUNGGULAN
BUKU
Di
samping kelemahan buku ini, ada beberapa keunggulan yang menjadi nilai dari
buku ini. Salah satunya dapat dilihat dari cover buku ini, yang sudah
menjelaskan bahwa buku ini merupakan biografi dari seorang Habibie, sehingga
pembaca tidak perlu membaca synopsis buku. Hal ini dapat kita lihat pada bagian
cover, penulis membuat gambar Habibie menjadi gambar utama cover buku ini.
Selain
dilihat dari cover, keunggulan buku ini dapat dilihat pada bagian terakhir,
tepatnya saat-saat kesuksesan Habibie, penulis mencantumkannya dalam sebuah
table sehingga tidak menyulitkan pembaca dalam membaca buku ini.
Bahan
kertas yang tidak mudah rusak dan tidak berwarna kusam menambah nilai buku ini
sehingga para pembaca tidak merasa bosan ketika membacanya. Ukuran huruf yang
digunakan juga tidak terlalu besar namun tidak terlalu kecil, memudahkan para
pembaca untuk membaca buku ini.
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil dari buku ini adalah meskipun Habibie terlahir dari seorang
ayah yang berasal dari keluarga terpandang
dan seorang ibu yang berasal dari keturunan ningrat, hal tersebut tidak membuat
seorang Habibie menjadi sombong. Melainkan hal tersebut ia gunakan sebaik
mungkin untuk mencapai cita-citanya yakni, menciptakan pesawat terbang. Hobi
membacanyalah yang membuat Habibie dapat mencapai keinginannya sejak kecil
tersebut. Memasuki perkuliahan, dimana saat itu ayahnya telah meninggal membuat
ibunya mau tidak mau menjadi tulang punggung keluarganya, sehingga mengalami
kesuliatan keuangan. Namun hal tersebut tidak mematahkan tekat awal seorang
Habibie. Dibekali dengan otak yang jenius, Habibie meneruskan perkuliahannya di
Jerman dan berhasil mendapat beasiswa di sana. Meskipun, banyak rintangan yang
ia terima seaktu di negeri orang, tidak ada satu hal pun yang berhasil
mematahakan semangatnya. Hingga pada akhirnya, Habibie sukses. Ia telah
menjabat sebagai wakil presiden pada tahun 1998. Pada Mei 1998, Habibi naik
jabatan menjadi seorang presiden ketiga negara Indonesia. Lain halnya dengan
presiden lain yang memimpin denganwakilnya, Habibie menjabat sebagai presiden
tanpa adanya seorang wakil. Tidak hanya sukses dalam bidang politik, Habibie
yang mempunyai otak jenius membuatnya dikenal sebagai ahli penerbangan, karena
keberhasilannya dalam menciptakan pesawat terbang. Hal ini tentunya menjadi
suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia .
Kisah
Habibie ini mengajarkan kepada kita agar selalu berusaha untuk mencapai
cita-cita. Sama seperti Habibie yang pantang menyerah agar berhasil membuat
pesawat terbang, demikian juga kita, para pembaca, seharusnya kita tidak
pantang menyerah dalam mencapai cita-cita kita. Apapun itu, jika kita sudah
berusaha, maka tidak ada yng mustahil bagi Tuhan.
Mauliate ma di hamu ito, LAURINA SANDIRINI SIAGIAN, naung manjaha jala meresensi buku on. Masukan na binahen muna gabe sada evaluasi di ahu, asa lam tu denggan na angka tulisan buku na sinurat tu joloan ni ari.
BalasHapusTerimakasih buat masukan yang diberikan kepada saya, sebagai evaluasi ke depan dalam menulis buku dan memperhatikan dengan teliti sebelum jadi (dicetak). Begitu teliti dan cermat sekali dalam membacanya. Saya kagum pada Laurina. Salam kenal dari saya, Jonar T.H. Situmorang. Horas!
Sama sama
Hapusterimakasih kak
BalasHapusthanks Kak
BalasHapusMakasih kakak
BalasHapusGak ada gunanya
BalasHapusMatamu gaada gunanya
HapusSinopsis sama profil pengarangnya gaad yaaa?
BalasHapusJago do ba resensi buku on molo hujaha
BalasHapusMakasih banyak kakak untuk resensi buku nya
BalasHapusAda juga cerita masa-masa silam tentang Hotel Majapahit Surabaya: Saksi Bisu Peristiwa Sejarah Paling Heroik di Indonesia
BalasHapus